document-lisence

seluruh dokumen di 'Jagad-seniRUPA' ini, dapat digunakan, dimodifikasi, dan disebarluaskan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan tetap menyertakan sumber-nya.

Kamis, 14 April 2011

Pameran Tunggal Pupuk-DP -- Cara Berpikir Lain


Pameran-Tunggal--Pupuk-DP
1530 April-2011
Bale-Tonggoh
Kurator: Jim Supangkat


Semua karya PUPUK-DP pada pameran ini merupakan ungkapan yang mencerminkan pergumulan pikiran yang merupakan persoalan personal. Ia selalu berangkat dari realitas di sekitarnya, khususnya realitas yang memprovokasi tubuhnya dan membangkitkan emosi. Namun pemikiran yang berkembang dari sini, selalu berakhir pada obsesinya memahami tegangan di antara ungkapan emosi dan pemikiran. Ini membuat representasi yang tampil pada karyanya membawa nilai-nilai umum.
Dua lukisannya pada pameran ini, Banteng di Kepalaku (2010) dan Pikiran Itu Sangat Liar (2010) bisa diangkat sebagai contoh. Lukisan-lukisan ini dibuat ketika PUPUK-DP mengalami gangguan-fisik pada 2010 lalu. Penglihatannya mengabur dan pendengarannya dibayangi denging kronis. Kondisi ini membangkitkan kecemasan padanya; bagiamana ia akan mengutarakan pikirannya bila ia tidak bisa lagi melukis dan membuat patung?  Kecemasan ini membangkitkan dorongan berkarya dan kondisi penglihatannya yang mengabur justru menghasilkan inovasi bahasa ungkapan; ia menghitamkan kanvas dan melukis dengan garis-garis putih—sejumlah lukisan charcoal pada pameran ini dikerjakan pada kondisi ini pula.  
Benang merah karya-karya PUPUK-DP terlihat pada lukisan-lukisan itu. Kondisi emosinya membuat ia terdorong untuk menegaskan sikapnya yang berpihak pada pemikiran-intuitif. Pada lukisan -- 'Banteng di Kepalaku', ia seperti mempersoalkan hubungan kondisi fisik (ada banteng yang mengobrak-abrik kondisi ini) dan produksi pikiran (digambarkan sebagai tabung memori pada otak yang mengeluarkan berbagai partikel)—bisa dibaca sebagai hubungan kerja saraf dengan kondisi kejiwaan. Pada lukisan, 'Pikiran Itu Sangat Liar', PUPUK-DP mencoba menggambarkan kerja otak yang kompleks. 
Gejala pada karya-karya PUPUK-DP itu menunjukkan tegangan dua pemikiran, yaitu pemikiran rasional-obyektif dan pemikiran intuitif-subyektif. Kesamaan di antara keduanya, sama-sama merupakan  upaya memahami realitas. Pertarungan yang bolak-balik dikemukakan PUPUK-DP, menunjukkan realitas yang dihadapinya bukan 'kertas-putih' yang membuka ruang bagi siapa pun untuk 'membuat-catatan'.
Hampir semua aspek dalam kenyataan yang dihadapinya sudah terkonsep secara rasional (berdasarkan ilmu pengetahuan) dan menyediakan pemahaman. Kendati ada dorongan kuat pada PUPUK-DP untuk 'membuat-catatan' ia merasa tidak ada lagi ruang untuk melakukannya. Semua hal pada realitas sudah 'diduduki' pemahaman-pemahaman yang terasa benar karena terbukti secara obyektif. Pemahaman-pemahaman ini membuat realitas terasa menindas karena membuat setiap orang menyangkal persepsinya sendiri tentang segala hal.  PUPUK-DP akhirnya toh 'membuat-catatan' dan menabrak kebingungan ini. Inilah benang merah pada ungkapan-ungkapannya.

Jim-Supangkat -- Kurator-Pameran.

________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar